- Get link
- X
- Other Apps
Ghost-ship-poster by historicmysteries.com
Kisah
tentang kapal hantu Flying Dutchman mungkin
merupakan salah satu kisah kapal hantu yang paling populer di kalangan para
pelaut. Legenda ini diceritakan dari generasi ke generasi selama ratusan tahun.
Dan kisahnya juga menarik perhatian saya sebagai penulis.
Keberadaan The Flying Dutchman di Dunia Seni
Kapal
Flying Dutchman pernah muncul dalam
serial kartun Spongebob Squarepants.
Dalam Spongebob Squarepants, hantu
bernama Flying Dutchman adalah hantu bajak laut bersinar hijau dengan sifat
pemarah dan jahil. Dia menghantui tujuh lautan dengan kapal Flying Dutchman karena mayatnya tidak
dikubur malah dipajang di etalase.
Kapal
Flying Dutchman atau disebut juga The Dutchman, muncul dalam beberapa seri
film Pirates of the Caribbean buatan
Disney. Diceritakan komandan kapal Davy Jones mendapatkan kapal dari Calypso,
kekasihnya, untuk menjalankan tugasnya mengantar jiwa-jiwa yang tersesat di
lautan ke alam baka. Setelah Davy Jones menjalankan tugasnya selama 10 tahun,
dia patah hati dan marah ketika Calypso tidak menemuinya, sehingga dia meninggalkan
tugas dan memilih berkeliaran di lautan. Kutukan pun dijatuhkan pada Davy Jones
dan kru kapalnya, mereka terus berlayar dan pelan-pelan berubah menjadi
monster.
Flying Dutchman juga ditampilkan dalam sejumlah pertunjukan
opera, novel, album musik, film, lukisan dan acara TV, menunjukkan bahwa
kisahnya tidak hanya menawan hati para pelaut tetapi dapat menginspirasi dan
mengembangkan imajinasi para seniman.
Dan Legenda The Flying Dutchman Dimulai
1600x685-dutchman (by metopera.org)
Sebenarnya
Flying Dutchman bukan nama kapal itu
tetapi julukan untuk kapten kapalnya. Legenda Flying Dutchman dimulai dari salah satu kapal milik Kompeni Hindia
Belanda yang dipimpin oleh Kapten Hendrick Van der Decken (The Dutchman). Kapal ini berlayar dari Belanda ke Hindia Timur
(Jawa) untuk membeli dan mengangkut sutera dan hasil bumi kembali ke pelabuhan
Belanda dan diperkirakan tenggelam pada tahun 1641.
Pelayaran
dari Belanda ke daerah Hindia Timur berjalan lancar. Kapten ingin secepatnya
kembali ke Amsterdam. Saat kapalnya mengitari pantai Afrika, kapten berpikir
bahwa betapa mudahnya Kompeni Hindia Belanda membuat pemukiman dekat Tanjung
Harapan sekaligus memberinya waktu istirahat dari lautan yang terus bergolak.
Dia mengambil jalur pelayaran dengan rute terpendek melewati Tanjung Harapan (Cape of Good Hope).
Saat
memasuki Tanjung Harapan, badai hebat menerjang kapal. Para kru kapal yang
ketakutan memohon pada kapten untuk memutar keluar. Entah karena tidak bisa
memutar kapalnya atau karena kapten sudah mabuk atau gila ini menolak. Para kru
kapal dan penumpang memberontak karena berharap kapten berubah pikiran tetapi kapten
malah membunuh kru yang memimpin pemberontakan dan melemparkan tubuhnya ke
laut. Kapten berkata “Biarlah aku dikutuk jika berbalik, aku akan menyelesaikan
perjalananku di sini meskipun aku harus berusaha hingga hari kiamat.”. Kapten
terus meneriakkan sumpah hujatan pada Tuhan menyebabkan murka Tuhan.
Pada
akhirnya kapal itu menghantam badai. Badai besar membelah layar menjadi dua dan
air masuk ke lambung kapal. Demikianlah akhirnya kapal itu beserta kapten dan seluruh
kru dikutuk, entah oleh setan atau malaikat, untuk mengarungi tujuh samudera
untuk selamanya tanpa dapat berlabuh di mana pun. Kapal hantu ini melayang di
atas ombak atau muncul dari bawah ombak. Kapten dan semua kru kapal ini adalah
arwah-arwah yang akan membawa kematian atau menandakan bencana yang akan datang
kepada siapapun yang melihatnya.
Beberapa Laporan Penampakan
Flying Dutchman
The Flying Dutchman terdengar hanya seperti dongeng sebagai
peringatan atas keangkuhan dan perbuatan sembrono di laut. Meskipun demikian,
banyak kru kapal pada abad 18-19 yang menyatakan pernah melihat kapal hantu.
flying-dutchman-by lonewolfonline.net
Referensi
pertama tentang penampakannya muncul pada buku Travels in Various parts of
Europe, Asia, and Africa during a Series of Thirty Years and Upwards pada tahun 1790. Pengarangnya,
John MacDonald, memberikan pernyataan “dalam
badai para pelaut mengatakan mereka telah melihat The Flying Dutchman”.
Ada
insiden di mana sebuah kapal Inggris nyaris bertabrakan dengan sebuah kapal
yang mendekat dengan layar penuh tetapi hilang tiba-tiba pada malam di tengah
badai pada tahun 1835.
Salah
satu catatan perjalanan yang paling jelas ditulis oleh saksi yang melihat Flying Dutchman, yaitu Pangeran George
dari Wales (akan menjadi Raja George V) dan saudaranya, Pangeran Albert Victor
dari Wales, serta guru mereka John Neill Dalton pada tanggal 11 Juli 1881 saat
berada di kapal Angkatan Laut Kerjaan Inggris bernama H.M.S. Bacchante yang
bersandar di pantai Australia (antara Melbourne dan Sydney). Berikut isi
catatan perjalanan itu:
11 Juli 1881, jam 04.00,
The Flying Dutchman melewati jalur kami. Sinar lampu kemerahan yang aneh dari
kapal hantu itu terlihat dalam kabut, menyinari tiang-tiang, tali dan layar sebuah
kapal yang berjarak 200 yard (sekitar 183 meter) dan terlihat sangat kokoh
muncul di haluan pelabuhan; seorang petugas pengawas juga melihatnya dengan
jelas dari jembatan, demikian juga seorang taruna di geledak belakang yang
bertugas mengamati cuaca; tetapi tidak melihat jejak atau tanda adanya kapal di
dekat atau jauh dari kapal pada malam cerah dan air laut tenang. Tiga belas
orang melihatnya secara bersamaan. Pada pukul 10.45, seorang pelaut yang
berjaga pagi ini melaporkan The Flying Dutchman jatuh dari persilangan tiang
depan di puncak bagian depan bawah dek dan hancur berkeping-keping.
Insiden
lain yang populer terjadi pada tahun 1939 saat sekelompok pengunjung pantai
melihat Flying Dutchman di pantai Glencaim,
Cape Town, Afrika Selatan. Sebuah kapal hantu dengan layar penuh ke arah pantai
sebelum menghilang dengan cepat. Berita ini sempat dimuat dalam sebuah koran lokal.
Tiga tahun kemudian, empat orang saksi melihat The Dutchman berlayar ke Teluk Table dari Cape Town. Kapal itu
menghilang dan tidak pernah terlihat lagi.
Laporan
penampakan yang terakhir terjadi pada masa Perang Dunia II. Sebuah kapal selam
berkebangsaan Jerman dipimpin laksamana Nazi, Karl Dönitz, melihat Flying Dutchman saat melewati bagian
timur Suez.
Meski
ada beberapa catatan penampakan Flying
Dutchman, tetapi masih tetap sulit untuk dibuktikan bahwa legenda ini adalah
kisah nyata. Dalam kehidupan nyata, tidak pernah ada catatan sejarah tentang kapten
kapal bernama Hendrick Van der Decken. Beberapa sumber menghubungkan kapten
yang dimaksud dalam legenda itu dengan kapten kapal Belanda bernama Bernard
Fokke. Dia melakukan perjalanan laut yang sangat cepat antara Jawa dan Belanda
secara mencurigakan sehingga ada rumor bahwa dia bersekutu dengan setan. Namun,
kaitan ini hanya dugaan.
Kisah Tanjung Harapan
cape-of-good-hope-nature (by tripadvisor.com)
Tanjung
Harapan yang terletak di ujung laut Afrika Selatan ini dikenal karena banyaknya
terjadi bencana pelayaran di sana. Pertama kali ditemukan seorang penjelajah
Portugis bernama Bartolomeu Dias, dengan nama Tanjung Badai, karena cuacanya yang sulit diprediksi, arus
yang kuat dan dipenuhi bebatuan yang berbahaya. Namanya kemudian diubah menjadi
Tanjung Harapan oleh Raja John II dari Portugal karena merupakan jalan pintas ke
India melalui laut.
Banyak
kapal laut dengan ceroboh melewati jalan pintas yang penuh risiko ini dengan alasan
yang sama seperti Kapten Van der Decken. Jadi legenda The Flying Dutchman memang membuat kapal beserta kru dan kaptennya
yang ceroboh menjadi abadi. Cerita tentang kapal hantu dan jiwa-jiwa yang
dikutuk berkeliaran di dunia merupakan legenda klasik yang menjadi hidup dengan
banyaknya bangkai kapal di lepas pantai Afrika Selatan.
Kapal Hantu Merupakan
Sebuah Ilusi Optik
Jika
legenda The Flying Dutchman hanya
sebuah dongeng, lalu mengapa banyak orang menyatakan melihat kemunculan kapal
hantu? Di masa kini, ilmuwan yakin bahwa fenomena ini disebabkan oleh sebuah
ilusi optik yang disebut fatamorgana.
fatamorgana (by globalweatherclimatecenter.com)
Fatamorgana
adalah pembiasan cahaya melalui kepadatan yang berbeda, sehingga bisa membuat
sesuatu yang tidak ada menjadi seolah-olah ada. Fenomena ini biasa terjadi di
lautan, daratan, atau gurun pasir. Cahaya matahari yang melewati kelembaban dan
keadaan udara yang berbeda kemudian mengenai kapal yang berlayar. Sinar matahari
itu menciptakan bayangan kapal di udara dan diproyeksikan beberapa mil dari
kapal aslinya. Bayangan kapal itu terlihat melayang di atas air.
Penurunan
jumlah kapal layar menyebabkan kemungkinan untuk melihat fatamorgana menjadi
sangat kecil. Ini menjelaskan mengapa tidak ada penampakan Flying Dutchman selama awal paruh abad ke-20 ini.
Legenda yang Daya Tariknya
Tak Pernah Pudar
Meskipun
ada penjelasan logis yang dikemukakan, tetapi masih banyak yang percaya
keberadaan kapal hantu. Ancaman serangan bajak laut sebenarnya lebih banyak
sehingga kru kapal harus lebih waspada terhadap ancaman yang berkedok kapal
hantu.
Meskipun
saat ini tidak ada laporan penampakan Flying
Dutchman tetapi daya tariknya tidak berkurang sedikit pun. Legenda The Flying Dutchman masih tetap bisa
dinikmati sebagai karya seni, ceritanya menjadi berbagai versi yang selalu
menarik untuk dinikmati oleh semua orang, bukan hanya para pelaut.
Penulis: Josephine O.
Sumber
berita:
https://id.wikipedia.org/wiki/Flying_Dutchman
https://historycollection.com/the-truth-behind-the-legends-of-the-flying-dutchman/
Comments
Post a Comment