Cara Memilih dan Mengolah Gambas/Oyong

CARA MEMBANTU ANAK MENGHADAPI PERCERAIAN ORANGTUANYA

 


Source: deccanherald.com


Baru-baru ini sebuah berita menjadi viral, yaitu antrian mengular di Pengadilan Agama Bandung untuk mengurus perceraian. Bahkan sejak masa pandemi, PA Bandung menerima sekitar 150 pengajuan gugatan perceraian per hari. Alasan penyebab perceraian beragam, tetapi yang paling banyak adalah alasan ekonomi.  Pada tahun 2018. Mahkamah Agung mencatat hampir setengah juta pasangan telah bercerai, ini belum termasuk pasangan yang bercerai di pengadilan umum.

Pernikahan tidak hanya melibatkan pasangan suami-istri tetapi juga melibatkan anak-anak pasangan tersebut. Anak-anak biasanya mengalami masa yang lebih sulit daripada orangtuanya yang bercerai. Dampak perceraian bagi anak adalah:

·         Perceraian menimbulkan kekosongan peran orangtua yang tidak hadir secara utuh dalam hidup mereka akan memberi dampak psikologis dan bisa berlangsung seumur hidup.

·         Anak memandang perceraian telah menghancurkan keluarga yang dipandangnya sebagai tempat perlindungan hidup sehingga dia tidak lagi merasa dicintai secara utuh.

·         Anak akan kehilangan peran salah satu sosok orangtuanya, misalnya ibu mendapatkan hak asuh anak, maka anak akan kehilangan sosok ayahnya, demikian pula sebaliknya.

Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan pasangan yang akan bercerai untuk membantu anak mereka melewati masa-masa sulit itu, antara lain:

§  Koordinasi antara pasangan yang bercerai

Diskusikan dahulu siapa yang akan mengasuh anak dan jadwal anak berkunjung saat libur panjang atau weekend. Pastikan anak merasa tenang setelah perceraian karena dia melihat orangtua masih bekerja sama, saling berkomunikasi dan berusaha membantunya meskipun tidak hidup bersama lagi. Berikan penjelasan pada anak bahwa orangtua yang terpisah adalah hal yang wajar tetapi tujuan orangtua tetaplah sama yaitu melihat anaknya tumbuh dengan baik.

§  Dukung hobi anak karena dapat mengurangi rasa sedihnya

Anak akan menjadi rileks saat melakukan hobi yang disukainya sehingga ini akan membantu mereka mengatasi kesedihan yang dirasakannya. Ajak anak berbicara tentang hal-hal yang disukainya daripada mengeluhkan pekerjaan atau kehidupan Anda.

§  Dengarkan anak berbicara tentang bagaimana perasaannya

Perasaan orang dewasa dan anak sangat berbeda karena mereka memandang perceraian dengan cara yang berbeda. Jadi kita perlu mendengarkan baik-baik tentang bagaimana perasaannya dengan perpisahan orangtuanya, cobalah berempati dan berusaha selalu ada saat dibutuhkan.

§  Berikan contoh bahwa Anda berubah menjadi lebih baik setelah bercerai

Jika alasan Anda bercerai karena tidak bahagia hidup bersama pasangan, maka sebagian anak akan merasa lebih tenang saat melihat orangtuanya bahagia setelah berpisah.

§  Ambil tekanan dari pundak anak terutama pada anak sulung

Anak sulung sering mengambil peran orangtua pengganti bagi adik-adiknya dan menjadi beban bagi dirinya sendiri. Sebaiknya Anda mengambil tekanan itu darinya, biarkan dia menikmati waktu berkumpul, belajar dan bermain bersama adik-adiknya.

§  Jelaskan mengapa orangtuanya bercerai dan itu sama sekali bukan salahnya

Anak korban perceraian kadang tidak menyadari bahwa mereka hanyalah korban tetapi mereka merasa sebagai penyebab perceraian kedua orangtuanya. Sebagai orangtua, Anda harus menjelaskan penyebab perceraian dengan bahasa yang mudah dimengerti untuk membangun rasa percaya dirinya kembali.

§  Ajari anak arti individualitas

Anak perlu mengerti bahwa orangtua adalah dua individu yang memiliki perbedaan sifat, lingkungan dan pengalaman hidup yang kemudian bertemu dan memutuskan menikah tetapi akhirnya berpisah karena suatu alasan. Dengan mengetahui bahwa tidak semua hubungan manusia akan berhasil, anak akan belajar untuk selalu terbuka pada setiap hubungan dan memulai pengalaman hidupnya sendiri tanpa trauma dengan perceraian orangtuanya.

§  Saling berkomunikasi

Berkomunikasi artinya saling berbicara dan mendengarkan satu sama lain. Hal ini penting karena akan membantu anak dan orangtua memahami kebutuhan masing-masing dan mengakui apa yang terjadi sehingga bisa lebih cepat melanjutkan perjalanan hidup.

§  Teman sebaya bisa membantu

Anak perlu waktu untuk memahami semua yang terjadi, terkadang terlihat seperti mereka hanya ingin sendiri. Tidak perlu kuatir tentang hal ini karena ini juga merupakan cara mereka mempelajari individualitas. Meski demikian, mengenalkan teman sebaya pada anak di,lingkungan rumah juga merupakan hal yang baik agar dia bisa memahami cara berpikir teman seusianya.


Source: english. alsiasi.com

Perceraian merupakan hal yang berat untuk sebuah keluarga. Meskipun demikian, sebaiknya kita menghindari hal-hal berikut:

o   Bersikap sinis

Dengan bersikap sinis, anak akan merasa trauma dan yakin perceraian pastiakan terjadi juga padanya suatu saat. Jika kita tidak ingin ini terjadi, maka orangtua harus bersikap positif meskipun sangat berat.

o   Mengatakan “tolong mengerti”

Proses menyakitkan ini akan lebih mudah dilewati jika orangtua dan anak mengakui dan menerima semua yang terjadi. Dengan mengatakan “tolong mengerti”, anak akan takut menunjukkan perasaan sedih, takut atau kecewanya. Tidak menunjukkan perasaan sebenarnya akan memperlambat proses pengakuan dan penerimaan itu.

o   Berusaha terlihat mesra dengan mantan pasangan di depan anak

Anda tidak perlu terlihat baik dengan mantan pasangan di depan anak karena malah akan membuat anak berharap orangtuanya bisa bersama kembali. Sebaiknya katakan dengan baik dan lembut pada anak bahwa orangtuanya tidak dapat bersama lagi. Ini akan terdengar menyakitkan tetapi membantu semuanya lebih cepat menerima kenyataan.

o   Berbohong dan menyembunyikan perceraian dari anak

Sebagai orangtua, menyembunyikan perceraian mungkin dirasa akan ‘menyelamatkan’ anak dari hal yang menyakitkan. Tetapi hal ini malah akan menyebabkan anak makin terluka saat mengetahuinya dan anak akan sulit mempercayai orangtuanya.

o   Berkomentar buruk tentang mantan pasangan

Hubungan pernikahan yang kandas sebaiknya tidak membuat hubungan orangtua dan anak menjadi renggang juga. Pemikiran dan perasaan kita terhadap mantan pasangan sebaiknya tidak mempengaruhi hubungan anak dengan orangtua.

o   Bertengkar di depan anak

Bentakan, makian, cacian atau tindak kekerasan yang dilakukan saat bertengkar di depan anak akan menjadi memori buruk dan mampengaruhi perkembangan mental anak. Selain itu, anak akan merasa takut dan tidak nyaman dengan orangtua yang dianggap sebagai pelindungnya, anak menjadi stress dan cemas serta berisiko depresi.

 

Perceraian merupakan masalah internal sebuah keluarga. Pihak-pihak di luar suami, istri, anak dan lingkup keluarga terdekat diharapkan tidak turut campur di dalamnya. Pihak luar, seperti media atau masyarakat, sebaiknya tidak berkomentar positif atau negatif karena hanya akan memperkeruh situasi. Sebaliknya, anak korban perceraian membutuhkan lingkungan yang nyaman dan penuh kasih sayang, serta dukungan mental agar mereka bisa tetap tumbuh dengan baik. Maka cara yang bisa kita lakukan adalah tidak mengungkit masalah keluarganya dan berusaha menciptakan suasana senyaman mungkin.

Di sisi lain, perceraian orangtua dapat menjadi sebuah pelajaran hidup dan membantu anak menjadi individu yang lebih dewasa. 

Penulis: Josephine O.


Sumber pustaka:

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/23/125701920/anak-jadi-korban-terberat-jangan-libatkan-mereka-jika-anda-komentari?page=all

https://id.theasianparent.com/anak-korban-perceraian

Comments