Cara Memilih dan Mengolah Gambas/Oyong

APA SAJA PAKAIAN ADAT PADA UANG Rp 75.000 EDISI KHUSUS KEMERDEKAAN?

 

Pemerintah melalui Bank Indonesia baru saja menerbitkan uang nominal Rp 75.000 sebagai uang edisi khusus HUT Kemerdekaan RI ke-75.  Desainnya mengusung tema Mensyukuri Kemerdekaan, Memperteguh Ke-Bhineka-an dan Menyongsong Masa Depan Gemilang.

Sesuai dengan temanya tentang ke-Bhineka-an, desain uang edisi khusus ini menampilkan 9 pakaian adat yang dipakai anak-anak, merupakan perwakilan daerah Barat, Tengah dan Timur.

Sumber: mataram.tribunnews.com


Gambar pakaian adat tersebut (dari kiri ke kanan) adalah sebagai berikut:

1.    Pakaian adat Ulee Balang untuk pria Linto Baro-Nanggroe Aceh Darussalam

Pakaian adat Ulee Balang sudah ada sejak jaman Samudera Pasai dan Perlak dan dipengaruhi oleh budaya Melayu, Arab dan Cina. Dahulu pakaian ini hanya digunakan oleh keluarga raja tetapi kini banyak dipakai dalam upacara pernikahan masyarakat Aceh. Pakaian adat pria disebut Linto Baro dan pakaian adat wanita disebut Daro Baro.

Pakaian adat Linto Baro terdiri atas meukeutop, meukasah dan sileuwe. Meukeutop merupakan penutup kepala berbentuk kopyah lonjong ke atas, mempunyai lilitan (tengkulok) dari kain sutera, dengan pola bintang segi delapan dengan hiasan dari emas/kuningan/permata. Baju meukasah dari benang sutera yang ditenun, biasanya berwarna hitam yang merupakan warna kebesaran masyarakat Aceh, kerah bajunya tertutup dengan jahitan benang emas. Sileuwe (celana cekak musang) adalah celana panjang katun hitam yang ditenun berhiaskan pola benang emas pada bagian bawahnya, pada bagian pinggang wajib mengenakan Ija Lamgugap  (sarung songket sutera) hingga di atas lutut. Senjata tradisional Rencong perlu diselipkan pada bagian celana.

 

2.    Pakaian adat Melayu untuk wanita Kebaya Labuh-Riau

Kebaya labuh biasa digunakan para wanita Riau untuk acara formal dan mempelai wanita pada akad nikah. Kebaya labuh berbentuk seperti kebaya pada umumnya, bahannya kain sutera cina atau brokad, kedua sisi di bagian depan dikaitkan dengan tiga kancing atau peniti, bagian bawahnya panjang menjuntai menutupi lutut. Bagian bawahnya dipadukan dengan kain batik seperti sarung songket dan ditambah selendang sebagai aksesoris.

Mempelai wanita pada akad nikah mengenakan kebaya labuh dengan tatanan rambut sanggul lipat pandan dihiasi kembang goyang atau dengan kerudung.

 

3.    Pakaian adat Beskap-Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta

Beskap atau jas tutup merupakan kemeja pria resmi dalam tradisi Jawa Mataraman.

Beskap merupakan kemeja tebal dan berkerah bukan lipat, biasanya kain polos berwarna gelap, bagian depan tidak simetris dengan pola kancing menyamping di sisi kanan dan kiri, bagian belakang terbuka untuk menaruh keris. Beskap dikombinasi dengan jarik (kain panjang yang dibebatkan untuk menutup kaki) dan blangkon (penutup kepala ikat dari kain batik).

  

4.    Pakaian  adat wanita King Bibinge-Suku Dayak. Kalimantan Barat

Pakaian adat King Bibinge untuk wanita Suku Dayak sedangkan untuk pria disebut King Baba. King Bibinge, seperti King Baba, dibuat dari kulit kayu kapuo/ampuro dipukul-pukul dengan batu sambil dicelupkan dalam air supaya menjadi pipih dan lentur lalu dijemur hingga kering dan diberi lukisan etnik khas Dayak. Kulit kayu itu dibuat menjadi kemben penutup dada, rok dan stagen. Desain King Bibinge berbeda agar lebih menutupi bagian tubuh perempuan.

Aksesoris yang digunakan adalah ikat kepala segitiga, jarat tangan (gelang dari akar tanaman yang dipintal), kalung dari tulang hewan atau akar tanaman untuk penolak bala.

 

5.    Pakaian adat Suku Tidung-Kalimantan Utara

Suku Tidung tepatnya berada di Kalimantan Utara dan juga merupakan anak negeri di Sabah yang dulunya merupakan Kerajaan Tidung. Pakaian adat yang terdiri Pelimbangan dan Kurung Bantut (Pakaian Sehari-hari), selampoy (pakaian adat), Talulandom (pakaian resmi), dan Sina Beranti (pakaian Pengantin). Pakaian adat dalam gambar itu adalah Kurung Bantut dengan hiasan kepala menyerupain tunas nanas.

 

6.    Pakaian adat Rote Ndao-Nusa Tenggara Timur (NTT)

Busana untuk pria dan wanita terbuat dari kain tenun ikat khas NTT dengan nama dan corak berbeda pada tiap suku. Untuk wanita, pakaian adatnya berupa kebaya pendek dipadukan dengan kain tenun dan selendang di bahu. Aksesoris yang khas berupa hiasan kepala terbuat dari emas, perak, kuningan, atau perunggu dan berbentuk melengkung mirip bulan sabit.

 

7.    Pakaian adat Makuta untuk kaum pria-Gorontalo

Gorontalo berada di Pulau Sulawesi dan merupakan propinsi baru. Pakaian adat untuk pria disebut makuta yang terdiri atas pakaian berlengan panjang, tudung makuta atau laapia bantali sibii (hiasan kepala mirip bulu unggas) yang dipasang terkulai ke belakang dan menjulang ke atas, bako (kalung kuning keemasan), pasimeni (hiasan pada baju). Umumnya, pakaian adat asal Gorontalo ini, sering digunakan saat pernikahan.

Pakian adat Gorontalo digunakan hanya untuk keperluan adat seperti pernikahan, ritual keagamaan, pentas seni dan tradisi adat lain.

 

8.    Pakaian adat Cele-Maluku

Pakaian adat Maluku mendapatkan pengaruh dari Eropa tetapi tetap memancarkan kekayaan budaya Indonesia. Baju Cele memiliki ciri khas pada motifnya yaitu motif bergaris atau kotak-kotak kecil. Baju Cele terbuat dari bahan kain yang cukup tebal namun nyaman untuk kegiatan harian, umumnya warnanya merah terang dengan motif emas/perak. Bagi wanita, biasanya Baju Cele dikenakan dengan kain sarung atau kebaya. Sebagai pelengkap, para wanita menata rambutnya menjadi konde seperti konde Jawa dengan aksesoris haspel  (tusuk konde mirip atau terbuat dari emas/perak), kak kuping berbentuk kembang sebanyak 4 buah, sisir konde pada bagian tengah dan bunga ron dari gabus yang dilingkarkan pada konde. Kadang wanita menyematkan kain lenso (sapu tangan) di pundak dengan peniti.

 

9.    Pakaian adat pria Papua-Papua

Laki-laki Papua tidak mengenakan baju dan mengenakan koteka untuk menutup alat vitalnya. Nama dan pemakaian koteka beragam sesuai sukunya. Ukuran koteka bervariasi tergantung kedudukan adatnya. Koteka terbuat dari buah labu air tua yang dikeringkan dan dibuang bijinya. Aksesoris lainnya adalah gigi anjing sebagai kalung, taring babi diletakkan pada antar lubang hidung, hiasan rumbai berbentuk mahkota terbuat dari bulu burung kasuari dan bulu kelinci, dan tas noken  yang terbuat dari anyaman kulit kayu lalu dikaitkan di kepala atau dijadikan tas selempang.

 

Demikian penjelasan pakaian adat yang terdapat pada uang pecahan Rp 75.000. Kita bisa  berbangga hati melihat keanekaragaman budaya yang ada di Nusantara. Semoga ini menambah pengetahuan para pembaca.

Dirgahayu HUT Kemerdekaan RI ke-75.

 

Sumber Pustaka:

https://brainly.co.id/tugas/21768898#:~:text=Ulee%20Balang%20adalah%20pakaian%20adat,untuk%20upacara%20pernikahan%20masyarakat%20Aceh.

https://money.kompas.com/read/2020/08/18/080809126/penjelasan-gambar-pakaian-adat-di-uang-baru-edisi-khusus-kemerdekaan-rp-75000?page=all

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/04/29/filosofi-ulee-balang-pakaian-adat-serambi-mekkah

https://riauberbagi.blogspot.com/2016/01/baju-adat-melayu-kebaya-labuh.html

https://kumpulanilmu.com/seni-budaya/pakaian-adat-nusa-tenggara-timur/

https://perpustakaan.id/pakaian-adat-gorontalo/

https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/keunikan-pakaian-adat-maluku

https://www.romadecade.org/pakaian-adat-papua/#!

 

Comments